Timeline urutan sejarah papua barat sejak dari tahun 1898–1998
Selamat datang diliterasi papua.com tempat untuk memperdalam pemahaman dan memberikan suara kepada Papua Barat. Kami hadir untuk mengangkat isu-isu krusial yang mempengaruhi masyarakat Papua Barat dan memberikan wawasan yang mendalam kepada Anda.
Papua Barat adalah sebuah wilayah yang kaya akan keberagaman budaya, sumber daya alam, dan sejarah yang unik. Namun, di balik keindahannya, terdapat tantangan dan pertanyaan yang perlu kita jawab bersama.
Melalui media ini, kami berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat, objektif, dan berimbang tentang perjuangan Papua Barat. Kami ingin memberikan suara kepada mereka yang selama ini tidak didengar, menjelajahi isu-isu seperti otonomi politik, hak asasi manusia, eksploitasi sumber daya, dan hak untuk menentukan nasib sendiri.
Kami mengajak Anda untuk ikut serta dalam diskusi, berbagi pandangan, dan mendengarkan suara-suara yang penting dalam upaya mencapai keadilan, perdamaian, dan kesejahteraan di Papua Barat. Bersama, kita dapat membangun pemahaman yang lebih baik, memperjuangkan hak-hak yang adil, dan mempromosikan penghargaan terhadap budaya dan identitas Papua Barat.
Sebelumnya, kami hendak mengajukan pertanyaan kepada seluruh rakya indonesia dan orang asli papua bahwa,
APA YANG TERJADI DI ATAS TANAH PAPUA DARI DULU HINGGA SAAT INI ?
INI ADALAH URUTAN KEJADIA-NYA.
Urutan kejadian di atas tanah papua dari tahun 1898–1998 Yang harus orang Papua tahu Ini sejarah urutan kejadiannya.
Pada tahun 1898
Papua Barat masih berada di bawah pendudukan pemerintah kolonial Belanda. Nama yang dikenal saat itu adalah Nugini Belanda.
Pada tahun 1945
Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya dari pendudukan Jepang, namun pemerintah Belanda belum mengakui kedaulatan Indonesia.
Pada tahun 1949
Di tahun ini, Indonesia akhirnya memperoleh pengakuan kedaulatan dari pemerintah Belanda. Walaupun Indonesia mengklaim Nugini Belanda sebagai bagian dari wilayahnya, Belanda tetap menganggapnya bagian dari koloni mereka. Pemerintah Belanda menganggap bahwa Nugini Belanda secara geografis, budaya, dan etnis berbeda dari Indonesia. Anggapan tersebut adalah landasan persiapan kemerdekaan Papua Barat pada tahun 1950-an walaupun ada klaim dari Indonesia.
Pada tahun 1961
Masyarakat Papua Barat mendeklarasikan kemerdekaan mereka dalam Kongres yang mereka adakan, di mana mereka mengibarkan bendera baru mereka—Bendera Bintang Kejora
Pada tahun 1962–63
PERJANJIAN NEW YORK: Pemerintah Indonesia mencari bantuan dari Uni Soviet. Amerika Serikat juga mendorong Belanda dan para sekutunya untuk menyerahkan Papua Barat kepada Indonesia. Pemerintah Belanda kemudian menyerahkan kendali wilayah Papua kepada PBB di bawah Perjanjian New York pada bulan Agustus. Pada Mei 1963, PBB secara de facto memindahtangankan kuasa kepada pemerintah Indonesia dengan syarat bahwa akan diadakan referendum pada tahun 1969 untuk menentukan masa depan status politik Papua Barat.
Pada tahun 1963
Masyarakat Papua Barat mendirikan OPM (Organisasi Papua Merdeka) yang bertujuan menyelaraskan usaha dan agenda politik mereka untuk memperoleh kembali kemerdekaan dan kedaulatan dari Indonesia.
Pada tahun 1967
Indonesia menjual hak penambangan di Papua kepada Freeport, dimana hak tersebut berlaku untuk 30 tahun seterusnya. Pemerintah Indonesia tidak membuka dialog apapun dengan rakyat Papua dalam pengambilan keputusan ini.
Pada tahun 1969
Pada bulan Juli dan Agustus, Jenderal Sarwo Edhi Wibowo atas nama pemerintah Indonesia menerapkan PEPERA dengan memilih 1025 orang dari 800 ribu penduduk Papua untuk melakukan pemungutan suara. Pemungutan suara dilaksanakan dengan ancaman kekerasan berupa pengrusakan desa apabila para pemilih menggunakan suaranya untuk memilih kemerdekaan dari Indonesia. Alhasil, Papua secara resmi menjadi provinsi Indonesia di bawah nama Irian Jaya. Peristiwa ini kemudian dikenal sebagai "Aksi Tanpa Pilihan" (Act of No Choice).
Pada tahun 1970
Perlawanan terhadap pendudukan Indonesia dimulai lewat gerilya-gerilya yang dilakukan oleh OPM. Mereka melakukan beberapa penyerangan terhadap pasukan militer Indonesia yang didukung oleh Barat, serta terhadap perusahaan-perusahaan asing yang mengeruk lahan dan sumber daya Papua.
Pada tahun 1998
Pada bulan Mei, Soeharto mengundurkan diri setelah menduduki posisi presiden Indonesia selama 32 tahun.
Pada bulan Juli, aktivis Filep Karma memimpin upacara untuk mengibarkan bendera Bintang Kejora di sebuah menara kecil di dekat pelabuhan Pulau Biak. Setelah mengibarkan bendera selama empat hari, pasukan gabungan dari Brimob dan militer menembak 200 orang yang menjaga bendera tersebut. Menurut Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), penyerangan ini mengakibatkan kematian setidaknya 40 orang. Selain itu, banyak individu yang ditahan mendapatkan perlakuan yang buruk.
19 orang terdakwa dan dijatuhi hukuman dengan KUHP pasal 106 (yang juga dikenal sebagai “pasal makar”. Karma kemudian dibebaskan pada bulan November 2015 setelah lebih dari satu dekade dalam penjara.
Dalam mengakhiri video ini kami dari channel Suara Papua ID, kami ingin mengucapkan terima kasih atas dukungan, partisipasi, dan minat Anda dalam membahas isu-isu Papua Barat yang penting. Melalui saluran ini, kami berharap dapat terus memberikan informasi yang berarti, memperluas pemahaman, dan membangun kesadaran tentang tantangan dan perjuangan yang dihadapi oleh masyarakat Papua Barat.
Kami berkomitmen untuk terus memberikan suara kepada mereka yang sering kali tidak didengar, mengadvokasi hak asasi manusia, otonomi politik, perlindungan lingkungan, serta mendorong dialog dan rekonsiliasi yang berkelanjutan di Papua Barat.
Kami mengajak Anda untuk tetap terlibat, menyebarkan kesadaran, dan mendukung upaya perdamaian dan keadilan di Papua Barat. Bersama-sama, kita dapat menciptakan perubahan positif dan membantu mencapai masa depan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat Papua Barat.
Terima kasih atas perhatian Anda, dan kami berharap dapat terus membangun jembatan pemahaman dan solidaritas dalam perjalanan menuju keadilan dan kebebasan bagi Papua Barat.
posted by Literasi papua.com