Kami dengan tulus menyambut Anda
di saluran ini, di mana kami menyajikan beragam konten yang terkait dengan
Papua dan budaya, keindahan alam, serta perkembangan sosial di wilayah ini. Kami
berkomitmen untuk menyajikan informasi yang akurat, menarik, dan memberikan
wawasan mendalam tentang Papua. Dan kali ini kami akan membahas tentang
perlawanan dengan menulis ide dan gagasan yang cemerlang.
“Orang boleh pandai setinggi
langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan
dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian,” (Pramoedya Ananta Toer).
Kita jangan pernah diam,bisu dan
tidur nyenyak diatas penderitaan,tangkisan dan darah rakyat Papua Barat atas
nama NKRI harga mati melainkan kita harus bangkit dari zona nyaman untuk
melawan bangsa kolonial modern Indonesia dengan berbagai cara entah itu dengan
melalui tulisan, diskusi, aksi mimbar bebas,aksi jalan perlawanan dan bahkan melawan kolonialisme
Indonesia melalui angkat senjata.
Kita jangan bisu dan diam atas
kejahatan kemanusiaan, kejahatan kriminalisasi rasial, kejahatan penangkapan,
kejahatan represif, kejahatan pembungkaman ruang demokrasi dan kejahatan
pembunuhan liar yang dipraktekkan oleh kolonialisme Indonesia terhadap rakyat
dan bangsa west Papua.
Buku ini kami telah bagikan beberapa provinsi di Indonesia antara lain adalah provinsi
Papua Pegunungan ibukota Wamena,provinsi Papua Selatan Ibu kota Timika,
provinsi Jawa Tengah, provinsi Sulawesi-Makassar dan juga kami sudah kasih
Presiden Mahasiswa Universitas Mataram, salah satu Guru besar di fakultas hukum
Universitas Mataram dan kawan-kawan mahasiswa Indonesia lainnya di Mataram.
Buku ini merupakan hasil daripada
kejahatan rasisme, kejahatan represif, kejahatan pembungkaman ruang kebebasan
akademik, kejahatan intimidasi, kejahatan kriminalisasi, kejahatan penangkapan
dan kejahatan pembunuhan karakter berpikir mahasiswa Papua dan Solidaritas
Indonesia yang dipraktekkan oleh
birokrasi kampus universitas Mataram bersama kapolda NTB dan Buku ini langsung
di tulis dan dikeluarkan dalam medan pertempuran terhadap kriminalisasi rasial
dan kejahatan pembungkaman ruang demokrasi di Indonesia itu sendiri.
Buku ini merupakan kumpulan
pikiran-pikiran kolektif yang terdiri dari Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), Front
Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP), Pusat Perjuangan Mahasiswa untuk
Pembebasan Nasional (PEMBEBASAN) Kolkot Mataram, Front Muda Revolusioner (FMR)
kota Mataram dan kelompok studi Independen (KSI) Mataram.
Kita menulis apa yang kita tahu
tentang bangsa kami.kita tulis apa yang kita alami dan apa yang merasakan
tentang kriminalisasi rasial yang dipraktekkan oleh negara kolonialisme
Indonesia terhadap rakyat dan bangsa west Papua. Kami tulis apa yang kita lihat
dan apa kita mendengar terhadap merendahkan harga diri dan martabat kemanusiaan
bangsa kami west Papua.
Mari,Kita harus keluar dari budaya takut,budaya bisu dan budaya
diam karena ketakutan,bisu dan diam
tidak ada untungnya bagi rakyat dan bangsa Papua Barat dalam Negara
kolonialisme Indonesia ini yang ada itu hanyalah pemusnahan ras Melanesia
WestPapua, pembunuhan, pemerkosaan, penangkapan dan perampasan tanah air kita
dengan sewenang-wenang.
Kita diingatkan oleh Pramoedya
Ananta Toer-Bumi Manusia bahwa "ketakutan selalu jadi bagian mereka yang
tak berani mendirikan keadilan. Kejahatan selalu jadi bagian mereka yang
mengingkari kebenaran maka melanggar keadilan. Dua-duanya menjadi busuk dan
dua-duanya sumber keonaran di muka bumi ini".
Lebih lanjut bahwa"
ketakutan kami untuk mengatakan kebenaranlah yang menyebabkan selama
bertahun-tahun kita memberikan kekuatan kesempatan dan ruang kepada para si
penindas untuk menindas kita"-Ibu Shirin Ebadi Nobel Perdamaian Iran.
Atas dasar itu,mari kita semua
hilangkan budaya ketakutan,budaya bisu
dan budaya diam pada di atas kejahatan kemanusiaan, kejahatan kriminalisasi
rasial, kejahatan ketidakadilan, kejahatan kemutilasian, kejahatan represif,
kejahatan pembungkaman ruang demokrasi, kejahatan fasisme, kejahatan
militerisme Indonesia dan kejahatan kolonialisme Indonesia terhadap rakyat dan
bangsa Papua Barat.
Perkembangan peradaban manusia
dari masa ke masa adalah manifestasi dari sebuah pemikiran. Pemikiran berasal
dari proses berfikir dan belajar. Sebuah pemikiran, ide atau gagasan, sekecil
apapun, merupakan sumbangan bagi peradaban bangsa tertindas dan kaum tak
bersuara.
Eksistensi dan kebermanfaatan seseorang bisa
dilihat antara lain dari sumbangan pemikirannya. Seperti kata-kata Rene
Descartes seorang filsuf Prancis “Cogito ergo sum” (Aku berpikir maka aku ada).
Namun, sebuah pemikiran akan hilang dan takkan bisa dirasakan banyak orang jika
tidak diabadikan. Faktanya, cara terbaik mengabadikan sebuah pemikiran adalah
melalui tulisan. “Tulisan kita tak akan pernah mati, bahkan ketika kita mati”,
begitu kata novelis Helvy Tiana Rosa.
Kejahatan kolonialisme Indonesia
kita harus tulis sebanyak-banyaknya dan sebar
luaskan penjuru dunia kepada kawan-kawan komunitas internasional, kepada
dunia dan juga kepada rakyat Indonesia yang memiliki nilai-nilai kemanusiaan
dan nilai-nilai keadilan karena penguasa kolonial Indonesia terus dan sedang
isolasi dan sabotase media-media agar kejahatan kemanusiaan yang dilakukan
kepada rakyat dan bangsa west Papua dibungkus dengan selimut halus yang bernama uu Otsus, UP4B, DOB dan
Pencitraan lain yang sesuai dengan keinginan dan kemauan pemerintah kolonial
Indonesia itu sendiri.
Jika kawan-kawan ada yang mau pesan Buku.kawan-kawan bisa hubungi kami
agar kami bisa cetak dan bisa kirim di tempat kawan-kawan dan berapa daerah
yang kami sudah krim ada yang bayar ongkos kirimnya saja dan
ada juga yang tidak bayar.
Kami berharap konten kami dapat
memberikan informasi dan wawasan yang bermanfaat mengenai berbagai isu dan
peristiwa di Papua.
"Bangsa yang malas membaca gampang ditipu" (Che Guevara Revolusi Kuba).
Editor literature papua.com