Penem et Circenses Papua: Manipulasi Makanan dan Hiburan untuk Menekan Perjuangan

 

Ada istilah Latin tentang itu: Penem et circuses atau Roti dan Sirkus kalau dalam konteks kita di Papua adalah Makanan dan Hiburan/Kesenangan. 

Bangsa Romawi menguasai bangsa Yahudi dengan menjamin ketersediaan bahan makanan dan menyediakan hiburan. Makanan sesungguhnya diambil dari Bangsa Yahudi sendiri atau orang Yahudi yang bekerja namun hasilnya berupa pajak yang besar diserahkan kepada Kekaisaran Romawi. Lalu Kekaisaran menjamin ketersediaan makanan di pasaran. jika sesaat  lagi mengalami bencana kelaparan, maka Kekaisaran Romawi menyediakan pangan murah. Sementara Hiburan adalah dengan menyediakan gelanggang untuk pertarungan para Gladiator. 

Yang menjadi Gladiator dan berkelahi di Gelanggang itu adalah para Budak yang umumnya adalah Bangsa Yahudi. Ketersediaan Gelanggang itu menjadi hiburan bagi masyarakat kecil yang  bekerja atau menjadi buruh dengan lelah. Dengan dua hal itu: 

Makanan dan Hiburan, orang Yahudi lupa bahwa mereka sedang dikuasai oleh Kekaisaran Romawi. Akibatnya meski terjadi ketidakadilan dan ketidakseimbangan mereka lupa untuk berjuang asal makanan dan hiburantersedia sebagai kebutuhan utama mereka sesuai keinginan mereka.  Di Papua saat ini makanan diberikan dalam bentuk bantuan-bantuan dana seperti bantuan Raskin, BLT atau dana desa. Kalau sudah terima bantuan, hati sudah senang, walaupun jumlahnya mungkin tidak sesuai atau sebenernya peruntukkannya bukan untuk itu. Hiburan ada banyak baik itu perjudian, Miras, bahkan politik. Masyarakat kecil menikmati hiburan seperti itu dan lupa masalah sesungguhnya yang ada di tanah papua. Politik misalnya, orang ramai-ramai dukung calon A atau B, entah calon itu memiliki ide untuk membangun daerah atau tidak, meskipun mereka tidak bukan hal yang dipikirkan. Yang jadi fokus lebih pada calon itu orang apa, kampung atau distrik mana? Setelah itu  entah dia ada buat sesuatu untuk masyarakat atau tidak, semua lupa. 

Mau di kampung sekolah tidak berjalan atau puskesmas tidak ada petugas, orang tidak peduli lagi. Yang penting "orang kita" atau "orang kampung kita" sudah jadi DPRD atau Bupati atau Gubernur dll. padahal tugas mereka yang menjabat itu adalah memperhatikan layanan publik seperti pendidikan atau kesehatan. itu layanan paling dasar. Selain itu, orang-orang yang menjabat itu mesti memastikan usaha atau perekonomian masyarakat berkembang dan dilindungi sehingga tidak mudah dikuasai oleh orang lain. 

Kalaupun orang dari luar seperti saya datang dan bekerja di papua, maka sudah menjadi kewajiban saya untuk ikut membangun papua meski dengan cara yang sederhana. Dan tanggung jawab mereka yang menjabat adalah sudah harus menjamin bahwa kami yang datang dari luar tidak membuat masyarakat setempat tidak bisa berusaha tetapi harus mendorong masyarakat setempat untuk semakin sukses. Maka kalau ada anak-anak yang tidak sekolah, sudah seharusnya kami yang datang dari luar mengajak anak-anak untuk sekolah dan mendidikan bersama bukan membiarkannya. Atau kalau ada ilmu tentang usaha yang bisa dibagikan, mestinya dibagikan ke masyarakat setempat dalam membangun kesetaraan ekonomi di tanah papua.


Penulis 

Rukab.

Literature papuan.com

Literature papuan.com

Selamat datang di "literature papuan.com"! Kami adalah platform edukasi yang berfokus pada pendidikan bagi generasi bangsa Papua. Dengan komitmen untuk meningkatkan literasi di Papua, kami menyediakan konten yang informatif, inspiratif, dan relevan untuk mendorong perkembangan pendidikan di daerah ini. Di "literasi papua.com", kami percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat Papua. Kami berkomitmen untuk memberikan akses ke pengetahuan dan informasi berkualitas melalui artikel-artikel yang menarik dan terpercaya.

Posting Komentar

berkomenterlah dengan bijaksana :

Lebih baru Lebih lama