Makalah Antropologi Hukum dalam Kebudayaan Suku Yali.
oleh
NAMA : RUDI KABAK
NPM : 233300516172
PRODI : HUKUM
TUGAS : MAKALAH
Pendahuluan:
Orang Yali berada di dataran tinggi Papua Barat. bagian barat ini dihuni orang hubula di lembah Balim, sedangkan bagian timur didiami suku Yale yang terdiri dari suku Mek, Kimyal dan lebih jauh ke timur orang Epomek. Sedang suku Kem, mendidiami bagian utara. di daerah ini terdapat gunung-gunung tinggi dengan jurang yang terjal. Orang Yali hidup di lembaga kecil dari rangkaian pegunungan tersebut. Dari ini selalu didiputi awan kumulus menjelang siang hari. Kampung-kampung mereka dibangun di atas bukit-bukit sehingga menawarkan udara yang sejuk dan pemandangan Yang indah. Di daerah hutan-hutan tropis basah itu mengalir sungai-sungai yang membela lamba-lembah itu. Sungai-sungai ini berasal dari rangkaian gunung-gunung yang kemudian mengalir hingga ke sungai Memberamo di sebelah utara dan sungai Digul di sebelah selatan. Penduduk daerah Yali biasanya disebut Ap Yali atau Manusia Yali. Jumlah orang Yali diperkirakan tidak lebih dari seratus ribu jiwa.
Dalam Antropologi hukum suku Yali adalah studi tentang sistem hukum tradisional
yang digunakan oleh suku Yali di daerah pegunungan Papua. Dalam Makalah ini saya
akan membahas latar belakang,kebudayaan suku Yali, pendekatan hukum diplomasi dan
praktik hukum Yali, perang suku dan perdamaian suku Yali, serta implikasi dari
adanya sistem hukum modern belanda dan indonesia di tanah papua terhadap keberlangsungan
Praktik hukum tradisional suku Yali.
Mengenali Suku Yali
Suku Yali mendiami daerah pegunungan terjal yang terletak di sebelah
timur lembah, tinggal di desa-desa kecil dengan rumah jerami bundar yang
terletak di sisi lembah. Desa-desa tersebut terdiri dari satu atau lebih rumah
laki-laki Yowi (suci) yang besar
dan sekelompok gubuk keluarga kecil (Homia)
yang dibangun di dekatnya untuk dihuni oleh ibu-ibu dan anak-anak perempuan.
Masyarakat di suku Yali didominasi oleh laki-laki, dan kekayaan seorang laki-laki
diukur dari jumlah babi, istri dan lahan yang dimilikinya.
Dahulu kala, orang-orang Yali hidup tanpa pengetahuan tentang dunia luar,
mereka merasa bahwa di dunia ini hanya ada orang Yali saja. Namun, dengan
kehadiran para misionari dan kehadiran pelaur yang mencari rempah-rempah
membukan cara pandang baru di Tanah papua secara umum dan di Daerah lembah
Yalimo secara khusus. dengan berkembangnya Teknologi secara global
memperkenalkan kebudayaan yang baru sekalipun Mereka (orang Yali) hanya mengenal sejarah pohon Yeli sebagai inti
kepercayaan versi mereka tentang asal mula manusia di dunia. Mereka meyakini
bahwa manusia yang pergi pada masa lalu akan kembali suatu saat nanti ke daerah
Yali. Keyakinan ini diwariskan dari generasi ke generasi sebagai pengingat
bahwa kedatangan seseorang akan terjadi. Pada masa itu, orang Yali tidak
menyadari keberadaan suku bangsa lain selain tiga suku besar yang tinggal di
Pegunungan Papua, yaitu Suku Yali, Hubula, dan Lanny.
Kehidupan sehari-hari mereka sangat sederhana, dengan berkebun,
beternak, berburu, dan aktivitas lainnya. Salah satu aktivitas yang paling
mengerikan adalah kebiasaan saling membunuh dan memakan sesama suku. (Perang-suku)
Sejarah orang Yalimo menunjukkan bahwa
konflik berdarah terjadi antar-marga dan bahkan antarkampung karena berbagai
alasan yang memicu permusuhan. Hal ini juga bergantung pada hukum adat orang
Yali yang melarang membunuh sembarangan, mencuri istri orang lain, mengambil
tanah milik orang lain, dan sebagainya. Sebelum mereka mengenal ajaran agama
yang diwahyukan Allah melalui Alkitab, hukum adat ini mengatur konflik dan
memicu perang antarkelompok A dan B ketika dilanggar. Perang berlanjut jika
salah satu pihak merasa dirugikan oleh pihak lain, dan perang tersebut
seringkali mengakibatkan korban yang dijadikan santapan. Ini menjadi tradisi
yang diteruskan ketika ada alasan tertentu.
Bahasa suku Yali dan sebutan orang Yali.
Suku Yali merupakan salah satu suku pribumi yang mendiami daerah
pegunungan papua di lembah Yalimu, Papua. Suku ini terkenal dengan tradisi dan
kebiasaan hidup mereka yang unik dan ramah.
Suku Yali memiliki sistem sosial yang sangat kompleks, terdiri dari
beberapa klan dan marga. Selain itu, mereka juga memiliki bahasa dan budaya
yang berbeda dari kebanyakan suku lain di Papua. Hal inilah yang membuat suku
Yali menarik untuk diteliti dari sudut pandang antropologi. Dan di bawah ini
adalah asal usul Penyebutan suku Yali dan orang Yali.
Kata "Yali" berasal dari Suku Dani.
bahwasnya bahasa Yali mirip tetapi berbeda dari bahasa yang digunakan oleh Suku
Dani. Bahasa Yali termasuk dalam subfamili Ngalik-Nduga, yang juga digunakan
oleh Pesegem di selatan lembah Baliem. Sedangkan nama "Yali" atau
penulisan alternatif "Jalé," berasal dari kata Dani
"jalé-mó," yang berarti "tanah di sebelah timur." Nama ini
diadopsi oleh Koch pada tahun 1974 untuk mendefinisikan populasi yang tinggal
di sebelah timur lembah Baliem. Orang Yali memiliki tradisi budaya yang berbeda
dengan masyarakat Dani, dan pemukiman mereka berpusat di Lembah utara batas
tengah dan Lembah Seng di selatan. Daerah ini disebut Jalémó atau Yalimo.
Sementara itu, istilah "orang Yali"
merujuk kepada orang-orang yang tinggal di bagian timur lembah Baliem, yang
dikenal sebagai Jalémó atau Yalimo.
Sistem Hukum Antropologi Tradisional Suku Yali
✎Peran Utama:
Sistem hukum tradisional suku Yali sangat
terkait dengan peran para pemimpin adat dan tokoh-tokoh hukum dalam komunitas.
Mereka adalah yang bertanggung jawab dalam menjaga ketertiban hukum adat, perdamaian diplomasi antara suku serta menyelesaikan
konflik dan keberlangsungan hidup Yang damai di suku tersebut.
✎Norma-Norma dan Adat Istiadat:
Hukum
tradisional suku Yali didasarkan pada norma-norma dan adat istiadat yang telah
diwariskan dari generasi ke generasi berdasarkan
asal usul dan kepercayaan orang yang sebagaimana yang kami sebut Pohon
Yeli.
Ini mencakup etika, tata cara pernikahan, hak milik tanah,hak milik hutan,klasifikasi klan serta tanggung jawab sosial dan keagamaan.
✎Penyelesaian Konflik:
Penyelesaian
konflik dalam budaya suku Yali sering melibatkan pertemuan antara pihak-pihak
yang terlibat dalam konflik, yang diawasi oleh pemimpin adat. Mereka memainkan
peran penting dalam mediasi dan mencari solusi yang adil. Dalam hal ini seorang pemimpin tersebut tidak bisa
dibunuh oleh lawan sekalipun dia adalah pihak dari musuh karena dalam standar
hukum suku yali sudah diatur bahwa mereka tokoh adat adalah mediator dan
pendamai di antara kedua belah pihak yang bersengketa.
✎Hukuman dan Sanksi:
Sistem
hukum tradisional suku Yali melibatkan hukuman-hukuman seperti pembayaran denda
atau kompensasi dalam bentuk harta atau ternak kepada pihak yang dirugikan.
Tujuan hukuman ini adalah memulihkan perdamaian dan keseimbangan dalam masyarakat.dalam penyelesaian ini hal yang diperhatikan oleh
kedua belah pihak dan pihak korban adalah babi (Wam) Karena Babi ini memiliki Nilai yang lebih tinggi daripada hal
lain selain babi. Dalam konteks
sekarangpun nilai babi itu tidak pernah degradasi tetapi selalu sama dan tetap
sama. Bagi orang yali nilai Wam lebih besar dan lebih penting dalam peran penyelesaian
masalah dalam hukum orang yali dariapda Nilai uang.
✍Struktur Sosial suku Yali.
Sistem hukum tradisional suku Yali
mencerminkan warisan budaya dan kehidupan masyarakat yang terpencil di
pegunungan Papua.Struktur sosial suku Yali
didasarkan pada tradisi dan nilai-nilai budaya mereka. Meskipun setiap kelompok
dalam suku Yali dapat memiliki perbedaan dalam organisasi sosial, ada beberapa
ciri umum yang dapat diidentifikasi:
✔Berdasarkan Klan dan Keluarga:
Struktur sosial suku Yali umumnya didasarkan pada keluarga dan klan.
Mereka hidup dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari beberapa keluarga
yang memiliki hubungan darah.
Kepala Adat. Dalam keturunan dalam seklan yang sangat berperan penting
adalah seorang laki-laki karena semua warisan itu dilimpahkan hampir 90% kepada
laki-laki daripada kepada perempuan.
Kepala adat atau tokoh adat memegang peranan penting dalam masyarakat
suku Yali. Mereka sering menjadi pemimpin di tingkat komunitas dan bertanggung
jawab dalam mengambil keputusan penting, termasuk yang berkaitan dengan hukum
adat. tokoh adat dalam suku Yali juga menentukan kehidupan dalam daerah itu
Damai dan aman atau tidak tergantung keputusan serta kebijaksanaan seorang
pemimpin.
✔Pembagian Tugas Gender:
Peran Pria:
➭Berburu: Pria suku Yali sering bertanggung jawab untuk pergi
berburu hewan-hewan liar seperti babi hutan, burung, dan hewan lainnya. Berburu
adalah sumber utama protein dalam diet mereka.
➭Perkebunan : rata-rata dalam mata pencaharian orang yali adalah
berkebun sesuai dengan pembagian tanah sesuai dengan struktur sosial.
➭Pertahanan: Pria juga memiliki peran dalam pertahanan komunitas
mereka. Mereka dapat berpartisipasi dalam upaya pertahanan ketika komunitas
mereka menghadapi ancaman atau konflik.
Peran Wanita:
➭Pekerjaan Rumah
Tangga: Wanita suku Yali bertanggung jawab atas pekerjaan
rumah tangga, termasuk memasak, membersihkan rumah, merawat anak-anak, dan
membuat pakaian tradisional. Mereka juga mengelola kehidupan sehari-hari di
dalam rumah tangga.
➭Pertanian: Selain pekerjaan rumah tangga, wanita juga terlibar
dalam pertanian. Mereka membantu mengelola ladang-ladang dan kebun-kebun yang
mencukupi kebutuhan makanan keluarga.
Pembagian tugas gender ini tercermin dalam kehidupan sehari-hari suku
Yali dan telah menjadi bagian dari warisan budaya mereka selama bertahun-tahun.
Namun, perubahan sosial dan pengaruh luar telah membawa perubahan dalam
masyarakat mereka. Beberapa perempuan suku Yali kini juga terlibat dalam
kegiatan-kegiatan yang sebelumnya lebih sering dilakukan oleh pria, seperti
pendidikan formal, pekerjaan di luar rumah, dan peran sosial yang lebih luas.
Meskipun perubahan ini terjadi, banyak aspek dari tradisi dan pembagian tugas
gender tradisional masih berlangsung dalam komunitas suku Yali.
✔Budaya Agama:
Mayoritas suku Yali telah beralih ke agama Kristen, dan agama memainkan
peran penting dalam kehidupan sosial mereka.
Gereja-gereja dan kegiatan keagamaan menjadi pusat kehidupan sosial dan
spiritual masyarakat.
dalam transisi kepercayaan ini bagi mereka tidak menjadi sesuatu yang
asing karena orang yang membawa injil itu adalah bagian dari keluarga mereka
sesuai dengan sejarah sebelumnya bahwa orang yali yang berkulit hitam dan
seorang misionaris orang barat yang berkulit putih meka keluar dari pohon Yeli
bersama-sama dan tiba di salah satu Gunung tertinggi di pegunungan papua lalu
pada saat itu orang barat ini yang berkulit putih mengatakan kepada orang yali
yang kulit hitam dan orang barat ini
mengambil semua hal barang berharga dari mereka lalu pergi menghilang ke arah
barat. Sehingga ketika seorang misionaris barat datang bagi mereka itu bukan
suatu hal yang baru tetapi sudah lama mereka tinggal bersama-sama dan menyambut
mereka dengan hati yang sungguh-sungguh tetapi juga berhati-hati.
Bersungguh-sungguh karena menurut kepercayaan orang Yali bahwa oang yang
meninggal akan datang suatu saat sehingga mereka percaya sebagai saudara mereka
yang telah pergi datang kembali tetapi dengan berhati-hati karena sebelumnya
orang barat ini pernah menipu mereka lalu pergi menghilang dengan membawa
segala harta dan kekayaan mereka.
✔Komunikasi Lisan:
Bahasa lisan sangat penting dalam interaksi sehari-hari dan penyelesaian
konflik di dalam masyarakat suku Yali. Informasi dan pengetahuan budaya
disampaikan melalui tradisi lisan.sejarah
dan catatan penting dalam sejarah
pun disimpan secara lisan dari generasi ke generasi.
Struktur sosial dan sistem hukum suku Yali mencerminkan keanekaragaman
budaya dan nilai-nilai yang dipegang oleh masyarakat ini yang diteruskan secara
lisan turun temurun. Sekalipun Perubahan sosial dan pengaruh luar telah
mempengaruhi beberapa aspek dari tradisi dan sistem suku yali, namun
unsur-unsur budaya yang kuat masih tetap ada dan tetap dilestarikan.
✔Kepemimpinan:
Sistem kepemimpinan dalam masyarakat suku
Yali didasarkan pada tradisi adat, hierarki sosial, dan keberanian individu.
Pemimpin adat dan pemimpin suku memiliki peran yang sangat penting dalam
mengoordinasikan kehidupan komunitas. kepemimpinan dalam suku Yali dilihat dari :
➭Kepemimpinan Adat (Kepala Adat):
-
Pemimpin adat atau kepala adat memegang peranan sentral dalam masyarakat suku
Yali. Mereka adalah tokoh yang dihormati dan diakui oleh masyarakat karena
pengetahuan mereka tentang tradisi dan nilai-nilai budaya.
-
Pemimpin adat bertanggung jawab atas pengambilan keputusan yang berkaitan
dengan masalah-masalah adat, penyelesaian konflik, dan urusan-urusan yang
bersifat keagamaan.
-
Mereka juga memiliki peran dalam menjaga ketertiban sosial dan keamanan
komunitas.
➭Pemimpin Suku:
-
Selain kepala adat, masyarakat suku Yali juga memiliki pemimpin suku yang
bertanggung jawab atas pengambilan keputusan yang lebih bersifat politik atau
administratif di tingkat suku atau kelompok.
-
Pemimpin suku memiliki tanggung jawab dalam menjaga hubungan antara suku Yali
dan masyarakat suku-suku lain, serta dalam menghadapi perubahan dan tantangan
yang datang dari luar.
➭Keberanian dan Prestasi Pribadi:
-
Dalam masyarakat suku Yali, keberanian dan prestasi pribadi juga bisa menjadi
faktor penting yang mengangkat seseorang sebagai pemimpin atau tokoh yang
dihormati.
-
Misalnya, pria yang berani dalam berburu atau yang berhasil dalam peperangan
dapat memperoleh status yang tinggi dalam komunitas mereka.
Sistem kepemimpinan dalam suku Yali
mencerminkan keseimbangan antara tradisi adat dan nilai-nilai budaya dengan
kebutuhan praktis dalam kehidupan sehari-hari. Pemimpin adat dan pemimpin suku
bekerja sama untuk menjaga stabilitas sosial,stabilitas politik antropologi dalam menjalankan upacara adat, dan menjaga keamanan
komunitas. Meskipun modernisasi dan pengaruh luar telah memengaruhi beberapa
aspek kehidupan suku Yali, sistem kepemimpinan tradisional masih tetap menjadi
pusat kehidupan mereka dan melanjutkan di
tingkat kabupaten kota.
✔Migrasi dan
Mobilitas:
Migrasi dan mobilitas dalam masyarakat suku
Yali merupakan fenomena yang umum terjadi dan memengaruhi dinamika sosial dan
ekonomi suku Yali. migrasi dan
mobilisasi terjadi terhadap suku Yali karena :
➭Perburuan: Sebagian besar suku
Yali adalah pemburu dan pengumpul, dan perburuan hewan liar seperti babi hutan
merupakan sumber protein utama dalam diet mereka. Oleh karena itu, mereka
sering bermigrasi atau berpindah tempat tinggal untuk mengikuti pergerakan
hewan buruan. Mereka dapat berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain untuk
memaksimalkan hasil perburuan.
➭Perubahan Iklim: Faktor lingkungan,
terutama perubahan iklim, dapat memengaruhi pola migrasi suku Yali. Mereka
mungkin harus berpindah untuk menghindari musim hujan yang panjang dan berat
atau untuk mencari sumber air yang cukup.
➭Konflik Antar Suku: Konflik antar suku
atau kelompok dalam wilayah Papua juga dapat memicu migrasi atau mobilitas.
Ketegangan atau pertempuran antara kelompok-kelompok suku dapat memaksa
sebagian masyarakat Yali untuk meninggalkan wilayah mereka demi keselamatan.
➭Pengaruh Luar: Pengaruh dari
dunia luar, seperti program-program pembangunan atau upaya evangelisasi agama,
juga dapat memengaruhi mobilitas suku Yali. Perubahan sosial dan ekonomi dapat
memicu perpindahan penduduk dalam komunitas mereka.
➭Dampak Perubahan: Meskipun tradisi
migrasi ini masih berlangsung, karena perubahan sosial
dan ekonomi telah memengaruhi pola migrasi dan sekarang jarang terjadi dipengaruhi oleh Modernisasi dan
pengaruh luar telah membawa perubahan dalam cara hidup mereka dan juga dalam
cara mereka bergerak antar komunitas.
Migrasi dan mobilitas adalah bagian penting
dalam kehidupan suku Yali, dan mereka telah mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan kebutuhan
mereka. Hal ini juga mencerminkan ketahanan dan fleksibilitas budaya mereka
dalam menghadapi tantangan lingkungan dan sosial.
Sistem hukum tradisional dan struktur
sosial suku Yali adalah contoh kaya budaya dan kehidupan masyarakat yang unik
di Papua. Meskipun banyak suku Yali telah mengadopsi agama Kristen dan
mengalami perubahan dalam pola kehidupan suku Yali,
tradisi dan nilai-nilai mereka tetap berperan penting dalam mempertahankan
identitas budaya suku Yali.
✍Peran Pemimpin Adat
Pemimpin adat memiliki wewenang dalam menjalankan tugas-tugas yang
berkaitan dengan praktik hukum tradisional, pendekatan hukum diplomasi
antarsuku dan mengambil keputusan dalam menyelesaikan masalah yang terjadi
antara anggota masyarakat.
Peran pemimpin adat dalam suku Yali adalah
sangat signifikan dalam menjaga keseimbangan sosial, mempertahankan tradisi
budaya, dan menyelesaikan konflik dalam komunitas.
Beberapa hal ini adalah mengenai peran pemimpin adat dalam suku Yali:
➭Otoritas Kultural:Pemimpin adat memegang otoritas
dalam konteks budaya suku Yali. Mereka adalah penjaga pengetahuan budaya,
tradisi, dan nilai-nilai masyarakat. Mereka juga bertanggung jawab atas menjaga
warisan budaya suku mereka,batasan wilayah
mereka dan hak-hak adat.
➭Pengambilan Keputusan Hukum Tradisional:Pemimpin adat
memiliki peran penting dalam mengambil keputusan hukum tradisional. Mereka
menerapkan norma-norma budaya dan etika dalam menyelesaikan konflik, memutuskan
sengketa, atau menjatuhkan hukuman dan sanksi.
➭Penyelesaian Konflik:Salah satu peran utama pemimpin adat
adalah menyelesaikan konflik di dalam komunitas. Mereka sering bertindak
sebagai mediator atau wasit dalam pertemuan antara pihak-pihak yang
bersengketa, dengan tujuan mengembalikan perdamaian dan harmoni. Tanpa adanya sogokan harta dan uang. Disini terlihat
kejujuran dan kemurnian nila dan hak asasi manusia dalam Hukum antropologi suku
yali yang diperlakukan oleh seorang pimpinan di daerah tersebut.
➭Pemimpin Upacara Adat:Pemimpin adat
sering memimpin upacara-upacara adat dan ritual keagamaan yang penting dalam
budaya suku Yali. Ini termasuk upacara-upacara yang terkait dengan penyampaian padangan tentang pernikahan, penyembuhan, kematian, pertanian, dan lain-lain.
➭Pemimpin Spiritual:Beberapa pemimpin adat juga memiliki
peran sebagai pemimpin rohani dalam komunitas. Mereka memegang peran dalam
praktik-praktik keagamaan dan sering bertindak sebagai perantara antara
komunitas dengan dunia spiritual secara adat orang
Yali.
➭Pengawasan Hukum dan Etika:Pemimpin adat
memainkan peran dalam memastikan bahwa norma-norma hukum dan etika diikuti
dalam masyarakat. Mereka dapat memberikan arahan dan nasihat dalam hal
bagaimana anggota masyarakat harus berperilaku.mereka adalah teladan yang baik bagi orang Yali. Bagi mereka teladan
menjadi pelajaran yang hidup dan menhidupkan orang lain daripada perkataan dan
retorika yang kosong tanpa teladan hidup yang mencerminkan kepribadian
seseorang.
Peran pemimpin adat dalam masyarakat suku
Yali adalah penting dalam mempertahankan keberlanjutan budaya, menjaga harmoni
sosial, dan memberikan wawasan dalam pengambilan keputusan dalam konteks budaya
mereka. Meskipun modernisasi dan pengaruh luar telah membawa perubahan dalam
beberapa aspek kehidupan suku Yali, pemimpin adat tetap menjadi pilar dalam
menjaga tradisi budaya dan kehidupan sosial mereka.
✍Adat dan Kebiasaan
Suku Yali memiliki berbagai adat dan kebiasaan dalam menjalankan
kehidupan sehari-hari. Adat dan kebiasaan ini sering menjadi dasar dalam
pembentukan keputusan hukum yang diambil dalam masyarakat.
Adat dan kebiasaan suku Yali merupakan
unsur kunci dalam menjalankan kehidupan sehari-hari mereka. Suku Yali mencerminkan nilai-nilai budaya, norma sosial,
dan tata cara yang telah berlangsung selama berabad-abad. Adat dan kebiasaan
ini memainkan peran penting dalam pembentukan keputusan hukum dan regulasi
sosial di masyarakat suku Yali. Berikut adalah beberapa contoh adat dan
kebiasaan suku Yali:
➭Upacara Adat dan Ritual Keagamaan: Suku Yali memiliki
sejumlah upacara adat dan ritual keagamaan yang mengiringi berbagai peristiwa
dalam kehidupan mereka, seperti pernikahan, kematian, panen, dan lain-lain.
Upacara-upacara ini mengikuti tata cara tertentu yang diwariskan dari generasi
ke generasi.
➭Etika Berburu dan Pertanian: Etika dan
norma-norma berburu serta pertanian memegang peranan penting dalam masyarakat
suku Yali. Mereka memiliki tradisi yang ketat tentang cara berburu,
penangkapan, dan pengelolaan sumber daya alam. Hal yang serupa berlaku untuk
pertanian, dengan norma-norma tentang penanaman, panen, dan pemeliharaan
tanaman.
➭Tarian dan Seni Lukis: Seni dan ekspresi
seni seperti tarian dan seni lukis tradisional merupakan bagian integral dari budaya
suku Yali. Tarian digunakan dalam berbagai upacara dan ekspresi kegembiraan, penyambutan tahun baru dan perayaan hari-hari penting
dalam sejarah orang yali. sementara seni lukis tradisional digunakan untuk
menghias badan atau benda-benda tertentu.
➭Hubungan Sosial dan Perkawinan: Adat dan kebiasaan
mengatur hubungan sosial dan pernikahan di dalam masyarakat suku Yali. Mereka
memiliki peraturan dan tata cara terkait pernikahan, termasuk praktik kawin
paksa yang telah lama menjadi bagian dari budaya mereka.
➭Pertukaran Barang dan Dagang: Suku Yali terlibat
dalam pertukaran barang dan dagang dengan suku-suku tetangga. Mereka memiliki
tata cara tertentu dalam melakukan perdagangan dan pertukaran barang, yang
mencerminkan hubungan sosial dan budaya mereka.
Adat dan kebiasaan suku Yali memberikan
dasar dalam pengambilan keputusan hukum, penyelesaian konflik, dan norma-norma
sosial. Sistem hukum tradisional mereka sering merujuk pada nilai-nilai dan
tata cara ini untuk memastikan keadilan dan harmoni dalam masyarakat.
Peran Konflik dan Penyelesaiannya dalam Sistem Hukum
Antropologi Yali
✍Motivasi Konflik
Sebagian besar konflik dalam masyarakat Yali diakibatkan oleh perbedaan
pendapat antar kelompok atau clain.
Perbedaan pendapat antar kelompok atau "clan" (kelompok
masyarakat yang memiliki hubungan darah atau ikatan sosial tertentu) adalah
salah satu motivasi umum di balik konflik dalam masyarakat suku Yali. Perbedaan
pendapat ini bisa mencakup berbagai isu, termasuk yang berkaitan dengan:
➦Hak Kepemilikan Tanah: Sumber daya alam, terutama tanah, hutan dan buah-buahan lainnya dapat
menjadi sumber konflik jika terdapat perbedaan pendapat tentang hak
kepemilikan, penggunaan, atau pembagian tanah di antara kelompok-kelompok dalam
masyarakat.
➦Sumber Daya Alam: Persaingan atas sumber daya alam seperti hutan, sungai, atau tempat
berburu dapat memicu konflik antara kelompok-kelompok yang berusaha untuk
mengakses atau mengontrol sumber daya ini.
➦Pernikahan dan Hubungan Sosial: Konflik juga bisa muncul dalam konteks pernikahan dan
hubungan sosial. Perselisihan antar keluarga atau kelompok mengenai pernikahan,
keturunan, atau hak warisan adalah beberapa contoh.
➦Persaingan dalam Pertanian atau Pertukaran: Persaingan dalam kegiatan pertanian, perdagangan,
atau pertukaran barang juga dapat menyebabkan konflik, terutama jika terdapat
ketidaksetujuan tentang cara pembagian hasil atau keuntungan.
➦Perbedaan Pendapat dalam Keputusan Komunitas: Konflik dapat muncul ketika terjadi perbedaan
pendapat tentang keputusan yang akan diambil oleh komunitas, seperti dalam hal
hukum adat atau kebijakan sosial tertentu. Disini sangat dibutuhkan
kebijaksanaan seorang pimpinan dan para tokoh adat dalam penyelesaian yang
netral dan damai.
Perbedaan pendapat adalah hal yang umum dalam masyarakat mana pun, dan
masyarakat suku Yali tidak terkecuali. Pentingnya sistem hukum tradisional dan
praktik mediasi dalam menyelesaikan konflik adalah untuk memastikan bahwa
perbedaan pendapat ini dapat diselesaikan secara adil dan damai, dan bahwa
keharmonian sosial dalam komunitas tetap terjaga. Mediator dan pemimpin adat
berperan penting dalam memfasilitasi penyelesaian konflik ini dan menciptakan
kesepakatan yang dapat diterima oleh semua pihak yang terlibat.
✍Penyelesaian
Konflik
Penyelesaian konflik pada suku Yali dilakukan melalui mediasi oleh pihak
yang berwenang dalam masyarakat, seperti pemimpin adat.
Penyelesaian konflik melalui mediasi oleh pemimpin adat atau tokoh yang
dihormati dalam masyarakat suku Yali adalah salah satu praktik yang berperan
penting dalam sistem hukum tradisional mereka. Berikut adalah informasi lebih
lanjut mengenai penyelesaian konflik dalam suku Yali:
➦Peran Pemimpin Adat: Pemimpin adat atau pemimpin masyarakat yang dihormati memegang peran
penting dalam menyelesaikan konflik. Mereka memiliki otoritas dalam komunitas
dan dianggap sebagai penengah yang dapat diandalkan dalam menyelesaikan
sengketa.
➦Proses Mediasi: Ketika terjadi konflik, pihak yang berselisih dapat mendekati pemimpin
adat atau tokoh yang dianggap berwenang. Proses mediasi dimulai dengan
mendengarkan keluhan dan argumen dari kedua belah pihak. Mediator akan berperan
sebagai perantara dan membantu memfasilitasi percakapan antara pihak-pihak yang
berselisih.
➦Referensi pada Adat dan Nilai Budaya: Penyelesaian konflik dalam suku Yali sangat
bergantung pada adat dan nilai-nilai budaya mereka. Mediator akan merujuk pada
norma-norma budaya, etika, dan tradisi untuk membantu mencapai penyelesaian
yang sesuai dengan nilai-nilai komunitas.
➦Tujuan Kesepakatan: Mediasi bertujuan untuk mencapai kesepakatan yang dapat diterima oleh
semua pihak yang terlibat. Kesepakatan ini dapat berupa kompensasi, perdamaian,
atau langkah-langkah konkret untuk menyelesaikan masalah yang menjadi sumber
konflik.
➦Implementasi Kesepakatan: Setelah kesepakatan dicapai, penting bagi pihak-pihak yang berselisih
untuk mematuhi dan melaksanakan kesepakatan tersebut. Mediator dan pemimpin
adat juga memastikan bahwa kesepakatan dihormati.
Penyelesaian konflik melalui mediasi ini mencerminkan bagaimana
nilai-nilai budaya dan norma sosial berperan dalam menjaga ketertiban dan
harmoni dalam masyarakat suku Yali. Meskipun pengaruh luar dan perubahan sosial
telah memengaruhi beberapa aspek kehidupan mereka, praktik mediasi dan
penyelesaian konflik tradisional tetap menjadi bagian integral dalam menjaga
identitas budaya dan keharmonian sosial di dalam komunitas Yali.
✍Larangan Hukum
Beberapa tindakan atau kegiatan dianggap melawan aturan hukum adat dan
dikenakan sanksi atau pembayaran denda tertentu kepada pelanggarnya.
Larangan hukum dalam suku Yali mencerminkan upaya untuk menjaga
ketertiban sosial dan etika dalam masyarakat mereka serat dalam menjaga
moralitas suku. Beberapa tindakan atau kegiatan dianggap melanggar aturan hukum
adat dan dapat mengakibatkan sanksi atau pembayaran denda kepada pelanggarnya
bahkan penghilangan nyawa jika melakukan hal-hal yang asusila dalam hal ini
pernikahan antara sesama marga karena itu dianggap dalam kebudayaan orang yali
bahwa pembawa bencana kelaparan dalam daerah tersebut.
Ini adalah salah satu cara untuk memastikan kepatuhan terhadap
norma-norma budaya dan nilai-nilai yang dihormati dalam masyarakat Yali.
Contoh-contoh pelanggaran hukum adat dan sanksi yang mungkin diterapkan
termasuk:
➦Perkawinan yang Tidak Sesuai: Pernikahan di antara individu yang dianggap tidak
sesuai menurut tradisi suku Yali dapat dianggap melanggar hukum adat. Dalam
beberapa kasus, sanksi dapat berupa pembayaran kompensasi atau denda kepada
keluarga yang merasa terganggu.
➦Perburuan yang Tidak Etis: Suatu tindakan berburu yang tidak etis, seperti berburu hewan yang
terlindungi atau menangkap hewan dengan cara yang dianggap tidak pantas, dapat
dianggap pelanggaran hukum adat. Sanksi mungkin termasuk pembayaran denda atau
upaya untuk memulihkan keseimbangan ekologi.
➦Pencurian atau Pengrusakan Properti: Tindakan pencurian atau pengrusakan properti individu
atau kelompok lain di dalam komunitas dapat dianggap pelanggaran hukum adat.
Sanksi dapat mencakup pembayaran denda dan restitusi properti yang rusak.
➦Pelanggaran Norma Pernikahan dan Keluarga: Pelanggaran norma-norma yang terkait dengan
pernikahan dan keluarga, seperti pernikahan paksa atau pelanggaran etika dalam
hubungan antara suami dan istri, dapat dianggap pelanggaran hukum adat. Sanksi
dapat berupa pembayaran denda atau tindakan perbaikan hubungan.
➦Pelanggaran Adat dan Ritual: Pelanggaran terhadap adat dan ritual keagamaan suku
Yali juga dapat dianggap sebagai pelanggaran hukum adat. Sanksi dapat mencakup
kewajiban untuk melakukan upacara penebusan atau penghormatan terhadap tradisi
keagamaan.
Sanksi atau pembayaran denda ini dapat bervariasi tergantung pada
keparahan pelanggaran dan tradisi budaya yang berlaku di suku Yali. Tujuan dari
larangan hukum adalah untuk memastikan kepatuhan terhadap norma-norma budaya,
menjaga ketertiban sosial, dan mempromosikan etika dalam masyarakat mereka.
Meskipun sistem hukum tradisional suku Yali telah mengalami pengaruh luar,
praktik-praktik seperti larangan hukum tetap menjadi bagian penting dalam
menjaga identitas budaya mereka.
Pengaruh Sistem Hukum Modern pada Masyarakat Yali
Penetrasi budaya global telah membawa perubahan dalam sistem hukum suku
Yali, dan banyak masyarakat Yali yang berjuang untuk mempertahankan tradisi
mereka.
Zaman Belanda Dan Misionaris di tanah Papua. Saat belanda menduduki di
holandia dan agamua, orang yali hidup masih dalam bermusuhan dan masih belum
tau tentang dunia luar dan manusia lain atau kulit lain, saat beberapa daerah
mulai di kenal oleh misionaris sending katolik dan sending lain orang yang
masih hidup dengan isolasi di bawa pegunungan pedalaman yang sejuk tanpa
membuka diri keluar. Pesawat MAF yang menjadi petinju bagi misionaris dan bagi
orang yali, Pada waktu itu MAF adalah burung terbesar yang melewati di atas
rumah mereka dan sempat pana ke atas namun tidak berhasil menjatuhkan karena pesawat
tersebut masih jauh dari permukaan.
Misionaris Ketika Pdt Dr,Siegfried Zollner 1960 saat itu masih bernama
Nederland Niew Guinea atau West Niew Guinea tiba di holandia. zollner adalah
Tokoh yang membawa damai bagi orang yali, sesuai dengan visi ketua klasis orang
papua pertama yang punya pikiran dan misi besar untuk membuka isolasi di
daerah-daerah pedalaman pegunungan termasuk daerah yali dan utusan hamba
zallner sebagai misionaris yang akan memberikan injil di wilayah yali. Pada
1961 dari perjalanan yang panjang dari Wamena, Mugi dan wilayah Yalimek. 1961
pada 24 maret orang yali melihat manusia yang kulitnya berbeda dari mereka
semua, sehingga membuat mereka penasaran akhirnya mereka terima dengan baik
hati, dan menyambutnya sesuai dengan budaya adat orang yali yaitu bakar batu
wam dan makan bersama. Bagi orang yali waktu itu bahwa ini adalah orang yang
selama ini kami nanti-natikan telah tiba, sesuai dengan tulisan awal di atas
bahwa orang-orang yang sudah pergi akan kembali suatu saat. Misionaris terus
menerus bekerja keras tanpa lelah melakukan niat baiknya kepada orang yali,
dari kampung ke kampung. Daerah yang sangat isolasi diri dari dunia luar mulai
membuka diri ke dunia luar. Dan akhirnya di mana hari bersejarah orang yali
jatuh pada tanggal 24 maret sejak 1961 sampai kemarin usai menggelar usia yang
ke 62 tahun.
Pendidikan Zaman Misionaris Orang yali waktu itu tidak tau apa-apa
tentang pendidikan, tetapi keinginan mereka ingin tau hal-hal baru dan sangat
antusias. Sehingga mereka cepat mengerti dan paham maksud dan tujuan yang di
sampaikan, setelah mendidik , mengirimkan mereka untuk mendapatkan pendidikan
di Holandia dengan di kirimnya 4 orang pertama yali dengan tujuan untuk
mendapatkan pendidikan yang lebih bak, mereka juga adalah orang yali anggruk
pertama yang mengenal dengan dunia luar.
Kesehatan Kualitas kesehatan sangat bagus di daerah yali zaman
misionaris, mereka mendidik cara buat obat, cara operasih, dan resep-resep
lainnya, dengan kualitas rumah sakit terbaik waktu itu umumnya di papua dan
papua nugini, di situ menjadi pusat untuk pelayanan di berbagai pelosok papua
dan papua Nugini PNG.
Dan salut saya kepada suku-suku bangsa lain yang punya visi dan kontribusi besar terhadap orang
yali; suku biak,serui,sentani,hubula,lanny ddl. Yang punya kontribusi besar
untuk membuka isolasi daerah yali, dengan mendidik orang yali waktu itu
akhirnya orang yali bisa menjadi manusia yang punya nilai yang sama seperti
manusia lain di bumi ini.
Perkembangan sistem hukum modern memberikan tantangan dan pengaruh kuat
dalam masyarakat Yali.
Zaman Kolonialisme Di Indonesia. Semua di hancurkan ketika kehadiran indonesia, dulu
yang rumah sakit terbaik itu kini sudah tidak ada lagi,dulu pendidikan sesuai
konteks orang yali itu indonesia sudah di hancurkan dengan semenit saja.Kini
tinggal cerita dan sejarah yang di tulis dalam beberapa buku dan disampaikan secara lisan kepada generasi saat
ini. Namun, Orang-orang Yali mempertahankan tradisi mereka dengan keahlian
mereka dalam seni manufaktur dan kepemilikan senjata tradisional sebagai
penanda identitas mereka demi memperhatankan hukum antropologi, hukum
perdamaian dan hukum sengketa dan lain-lain yang tidak dapat kami sebutkan
disini.
Tantangan dalam Pelestarian Sistem Hukum Tradisional
Yali
1.Pengaruh
Budaya Asing
Pengaruh budaya asing dan modernisasi yang terjadi saat ini memberikan
ancaman kuat pada sistem hukum adat Yali.
Pengaruh budaya asing dan modernisasi memang telah membawa perubahan
signifikan dalam kehidupan suku Yali dan sistem hukum adat mereka. Berikut
adalah beberapa pengaruh budaya asing yang dapat memengaruhi masyarakat Yali:
➭Perubahan Nilai dan Norma Sosial: Paparan terhadap budaya asing, terutama melalui media
massa dan kontak dengan dunia luar, dapat membawa perubahan dalam nilai-nilai
dan norma sosial masyarakat Yali. Nilai-nilai tradisional dapat terkikis, dan
norma-norma yang lebih modern dapat mempengaruhi cara berpikir dan berperilaku.
➭Pendidikan dan Literasi: Akses yang lebih besar terhadap pendidikan formal dapat memengaruhi
cara berpikir dan pandangan dunia masyarakat Yali. Pendidikan dapat membuka
pintu untuk wawasan baru dan gagasan yang mungkin bertentangan dengan tradisi
budaya mereka.
➭Pengaruh Agama: Upaya evangelisasi dan penyebaran agama-agama baru di daerah tersebut
dapat mempengaruhi kepercayaan dan praktik keagamaan suku Yali. Beberapa
individu mungkin mengadopsi agama baru yang berbeda dari kepercayaan
tradisional mereka.
➭Perubahan pola hiup dan Gaya Hidup: Modernisasi dapat membawa perubahan dalam gaya hidup
dan pola konsumsi. Teknologi modern, seperti alat komunikasi dan transportasi,
dapat mengubah cara masyarakat Yali berinteraksi dan bergerak antar komunitas.
➭Ekonomi dan Kesenjangan Sosial: Pengaruh ekonomi luar dapat membawa perubahan dalam
cara suku Yali berdagang dan bekerja. Ini dapat menghasilkan kesenjangan sosial
dan ekonomi di dalam masyarakat mereka.
➭Pengaruh Hukum Nasional: Penerapan hukum nasional di wilayah Papua dapat mempengaruhi cara hukum
tradisional suku Yali diterapkan. Sistem hukum nasional dapat bertentangan
dengan praktik hukum adat mereka.
Pengaruh budaya asing dan modernisasi adalah tantangan yang dihadapi
oleh banyak kelompok suku di seluruh dunia. Ini dapat memengaruhi identitas
budaya, sistem nilai, dan tata cara tradisional. Meskipun beberapa aspek
kehidupan suku Yali telah berubah, banyak upaya yang dilakukan untuk
mempertahankan dan merawat tradisi budaya mereka dalam menghadapi pengaruh
luar. Banyak anggota masyarakat Yali tetap berkomitmen untuk menjaga warisan
budaya mereka sambil beradaptasi dengan dunia yang terus berubah.
2.Perubahan Lingkungan
Perubahan lingkungan juga mempengaruhi tradisi masyarakat Yali,
memengaruhi kondisi sosial, ekonomi, dan keamanan masyarakat.
Perubahan lingkungan adalah faktor yang signifikan dalam memengaruhi
kehidupan dan tradisi masyarakat suku Yali, seperti halnya di banyak kelompok
suku yang hidup di daerah terpencil dan pedesaan. Beberapa dampak perubahan
lingkungan yang dapat memengaruhi suku Yali termasuk:
➭Perubahan Iklim: Perubahan iklim dapat berdampak pada pola cuaca, musim hujan, dan musim
kering. Hal ini dapat memengaruhi pertanian dan sumber daya alam yang sangat
penting bagi suku Yali. Mereka mungkin harus beradaptasi dengan iklim yang
tidak stabil dan lebih sulit untuk merencanakan penanaman dan panen.
➭Kehilangan Habitat dan Sumber Daya: Deforestasi, pertambangan, dan eksploitasi sumber
daya alam lainnya dapat mengakibatkan kehilangan habitat alami dan sumber daya
yang digunakan oleh suku Yali. Hal ini dapat mengancam kelangsungan hidup
mereka, terutama bagi mereka yang mengandalkan perburuan dan pengumpulan
sebagai sumber makanan.
➭Pencemaran dan Kehilangan Keanekaragaman Hayati: Aktivitas ekstraktif dan pertanian modern dapat
menyebabkan pencemaran air dan tanah, serta kehilangan keanekaragaman hayati.
Dampak ini dapat merugikan masyarakat Yali yang bergantung pada sumber daya
alam untuk bertahan hidup.
➭Perubahan Sosial dan Ekonomi: Perubahan lingkungan juga dapat memengaruhi struktur
sosial dan ekonomi masyarakat Yali. Misalnya, jika sumber daya alam yang dulu
melimpah menjadi langka, ini dapat memicu perubahan dalam cara mereka mencari
nafkah dan berinteraksi dalam komunitas.
➭Kesehatan dan Kesejahteraan: Perubahan lingkungan, terutama yang terkait dengan
iklim dan kondisi sanitasi, dapat memengaruhi kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat Yali. Mereka mungkin lebih rentan terhadap penyakit-penyakit
tertentu atau kesulitan akses ke layanan kesehatan.
Masyarakat suku Yali, seperti kelompok suku lain di seluruh dunia, harus
menghadapi tantangan yang disebabkan oleh perubahan lingkungan yang cepat dan
tekanan dari faktor-faktor eksternal. Dalam menghadapi perubahan ini, mereka
mungkin mencari cara untuk beradaptasi dengan lingkungan baru sambil berusaha
mempertahankan nilai-nilai dan tradisi budaya mereka yang berharga. Upaya
pelestarian lingkungan dan keberlanjutan sumber daya alam juga dapat menjadi
prioritas dalam upaya mempertahankan gaya hidup tradisional mereka.
3.Kriminalisasi Praktik Hukum Adat
Seiring berkembangnya sistem hukum modern, praktik hukum adat sering
dianggap alsin dan tidak sah dalam masyarakat dan dimasukkan ke dalam kategori
kejahatan. Ini mengancam praktik hukum tradisional suku Yali.
Kriminalisasi praktik hukum adat dalam suku
Yali adalah isu serius yang banyak dihadapi oleh masyarakat suku Yali dan juga
kelompok suku adat lain di seluruh dunia. Kriminalisasi ini terjadi ketika
sistem hukum modern negara menganggap praktik hukum adat sebagai pelanggaran
hukum dan dapat mengenakan sanksi atau denda kepada individu atau kelompok yang
menerapkan praktik tersebut. Dampak kriminalisasi praktik hukum adat dapat
mencakup:
➭Kehilangan
Identitas Budaya:
Kriminalisasi dapat mengancam praktik dan tradisi budaya yang telah diwariskan
dari generasi ke generasi. Ini dapat mengancam keberlanjutan budaya suku Yali
dan melemahkan identitas mereka.
➭Ketidakadilan
Hukum:
Kriminalisasi praktik hukum adat dapat mengakibatkan ketidakadilan hukum
terhadap anggota suku Yali. Mereka mungkin tidak memiliki perlindungan hukum
yang cukup atau akses yang sama ke sistem hukum modern.
➭Ketegangan Sosial: Konflik antara
hukum adat dan hukum modern dapat menciptakan ketegangan dalam masyarakat. Hal
ini dapat memecah belah komunitas dan mengganggu harmoni sosial.
➭Kesejahteraan
Masyarakat:
Praktik hukum adat sering berperan dalam menjaga ketertiban dan keadilan dalam
masyarakat suku Yali. Kriminalisasi dapat mengganggu sistem ini dan berdampak
pada kesejahteraan masyarakat.
➭Pengetahuan
Tradisional:
Hukum adat sering mencerminkan pengetahuan tradisional yang kaya tentang
lingkungan, pengelolaan sumber daya alam, dan nilai-nilai budaya. Kriminalisasi
dapat mengancam pengetahuan ini dan kemampuan untuk mengelola lingkungan dan
sumber daya dengan bijaksana.
Dalam menghadapi kriminalisasi praktik
hukum adat, ada upaya di banyak negara dan lembaga internasional untuk
memperjuangkan pengakuan dan perlindungan hukum terhadap hak-hak suku-suku
adat. Hal ini mencakup pengembangan hukum dan peraturan yang mengakui hak-hak
adat, serta advokasi untuk perlindungan hak-hak ini dalam sistem hukum nasional
dan internasional. Perlindungan hak-hak suku Yali dan pelestarian praktik hukum
adat mereka adalah bagian penting dalam menjaga keragaman budaya dan hak asasi
manusia.
Kesimpulan
Semua orang harus menghargai tradisi dan kebiasaan hukum adat yang telah
hidup selama beberapa zaman. Seperti pada suku Yali, kita juga harus tetap
mempertahankan adat hukum dalam kelompok kita. dengan cara ini, kita bisa
terhindar dari kerugian.
Makalah ini Telha menjelaskan tentang sistem hukum tradisional suku Yali
yang unik dan kompleks, dalam Antropologi Hukum serta bagaimana pengaruh
modernitas berdampak pada praktik hukum suku Yali. Kita harus menghargai
keanekaragaman budaya dan keyakinan, terutama jika kita ingin memahami
orang-orang dan masyarakat di sekitar kita.
Kesimpulan tentang antropologi hukum dalam suku Yali menyoroti
pentingnya penghormatan terhadap tradisi dan kebiasaan hukum adat yang telah
berkembang dalam masyarakat suku Yali dan kelompok suku adat lainnya di seluruh
dunia. Beberapa poin penting yang dapat diambil dari pengetahuan antropologi
hukum dalam konteks suku Yali adalah:
✍Penghargaan terhadap Keanekaragaman Budaya: Setiap kelompok suku memiliki sistem hukum dan
tradisi unik mereka sendiri. Penting untuk menghormati dan memahami
keanekaragaman budaya ini sebagai bagian dari warisan kemanusiaan.
✍Perlindungan Tradisi Budaya: Perlindungan praktik hukum adat dan tradisi budaya
suku Yali adalah penting untuk mempertahankan identitas budaya mereka. Hal ini
juga berkontribusi pada pemeliharaan pengetahuan tradisional dan harmoni sosial
dalam komunitas.
✍Menghindari Kerugian: Kriminalisasi praktik hukum adat dapat membawa dampak negatif pada
masyarakat suku Yali, seperti hilangnya identitas budaya, ketidakadilan hukum,
dan ketegangan sosial. Oleh karena itu, upaya untuk memahami dan mempertahankan
praktik hukum adat mereka dapat membantu mencegah kerugian ini.
✍Perlindungan Hak Asasi Manusia: Hak-hak suku-suku adat, termasuk hak mereka untuk
mempraktikkan hukum adat mereka, diakui sebagai hak asasi manusia yang harus
dihormati dan dilindungi.
Dalam Kesimpulan ini kami menekankan pentingnya menghormati dan
mendukung tradisi budaya dan sistem hukum adat di seluruh dunia, karena dilihat
dari persepktif Antropologi Hukuma maka kebudayaan menjadi dasar dalam
mobilisasi Hukum Yang adil dan jujur dalam berbangsa dan bernegara karena pada
dasarnya di dalam setiap suku dan adat istiadat ada hukum yang teleh manjadi
kebiasan dan tidak berbeda dengan hukum modern. Sehingga perlu Penghargaan
terhadap keanekaragaman budaya dan perlindungan hak-hak suku-suku adat adalah
prinsip-prinsip yang mendorong perdamaian, keadilan, dan kesejahteraan bersama
di dunia yang semakin terhubung.
Dalam Makalah Antropologi Hukum dalam Kebudayaan Suku Yali ini saya
dapat menyimpulkan bahwa dalam kebudayaan yang diperhatikan dan Nila tertinggi terhadap
seorang pemipin yang menjalankan hukum itu adalah Memilik seekor ternak babi (Wam) yang cukup, memiliki istri lebih
dari satu sebagai simbol kebesaran pemimpin dan memliki tanah sebagai hak milik.
dan semua hal di atas ini
disertai dengan Unsur-unsur di alam misalnya tanah gunung batu sungai air laut
hewan dan tumbuh-tumbuhan dua dunia yang terpisah dari kehidupan manusia tetapi
merupakan satu kesatuan yang berkesinambungan dan harmonis.
Spirit pertama:ebe wereg. = tubuh
sebagai pemimpin
Spirit kedua:inggik wereg = kekayaan seorang
pemimpin
Spirit ketiga:ele wereg =suara, mampu berpidato, mampu, mampu berpolitik dan mampu
bersuara dalam mengungkapkan kebenaran demi kepentingan masyarakat Dalam tahap
ini saling mendukung.
Bila orang tidak diimbangi dengan ketiga spirit ini maka tidak dianggap
sebagai seorang pemimpin sejati.
Daftar
Pustaka:
☍ Terang bersinar
dibalik Gunung A.ibrahim peyon
☍ Ethnobotany of the
Yali of West Papua
by Literature papuan.com